Tugas Pengantar Lingkungan Ke-4
Nama : Hendrickson
NPM : 13410221
Kelas : 2IB02
Ilmu
Teknologi & Pengetahuan Lingkungan
MATERI :
Materi dapat dilihat dengan membuka link di bawah ini :
VIDEO :
PENDAHULUAN
Pada kesempatan ini, saya akan membahas mengenai “Ilmu Teknologi & Pengetahuan Lingkungan”. Sebenarnya ada banyak hal yang dapat kita pelajari
mengenai topik kita kali ini, namun hanya beberapa saja yang dapat saya bahas
di sini.Di antaranya yaitu :
1. Keberlanjutan pembangunan
2. Mutu lingkungan hidup dengan resiko
3. Kesadaran lingkungan
4. Hubungan lingkungan dengan pembangunan
5.Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup oleh proses pembangunan
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak pembahasan mengenai materi "Ilmu Teknologi & Pengetahuan Lingkungan" ini.
1. Keberlanjutan Pembangunan
Keberlanjutan pembangunan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang
tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut
Brundtland Report dari PBB, 1987. Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa
Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Banyak laporan PBB, yang terakhir adalah laporan dari KTT
Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan
berkelanjutan sebagai terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan
lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat.
Untuk sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan
erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan
ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk
sebagian orang lain, konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri
bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.
Lingkup dan Definisi
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada
isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup
tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World
Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan
merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Skema pembangunan berkelanjutan:pada titik temu tiga
pilar tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep
pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa "...keragaman budaya
penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam".
Dengan demikian "pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan
ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual,
emosional, moral, dan spiritual". dalam pandangan ini, keragaman budaya
merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan
bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan
lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan
Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi
keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit
diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan
limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat
berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Beberapa riset memulai dari definisi ini untuk berargumen
bahwa lingkungan merupakan kombinasi dari ala dan budaya. Network of Excellence
"Sustainable Development in a Diverse World" SUS.DIV, sponsored by
the European Union, bekerja pada
jalur ini. Mereka mengintegrasikan kapasitas multidisiplin dan menerjemahkan keragaman budaya sebagai kunci pokok strategi baru bagi pembangunan
berkelanjutan.
Beberapa peneliti lain melihat tantangan sosial dan
lingkungan sebagai kesempatan bagi kegiatan pembangunan. Hal ini nyata di dalam
konsep keberlanjutan usaha yang mengkerangkai kebutuhan global ini sebagai
kesempatan bagi perusahaan privat untuk menyediakan solusi inovatif dan
kewirausahaan. Pandangan ini sekarang diajarkan pada beberapa sekolah bisnis
yang salah satunya dilakukan di Center for Sustainable Global Enterprise at
Cornell University.
Divisi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan mendaftar
beberapa lingkup berikut ini sebagai bagian dari Pembangunan Berkelanjutan :
- Pertanian
- Atmosfir
- Keanekaragaman Hayati
- Biotekhnologi
- Pengembangan Kapasitas
- Perubahan Iklim
- Pola Konsumsi dan Produksi
- Demografi
- Penggurunan and Kekeringan
- Pengurangan dan Manajemen Bencana
- Pendidikan dan Kesadaran
- Energi
- Keuangan
- Hutan
- Air Minum
- Kesehatan
- Pemukiman
- Indikator
- Industri
- Informasi bagi Pembuatan keputusan dan Partisipasi
- Pembuatan Keputusan yang terintegrasi
- Hukum Internasional
- Kerjasama Internasional memberdayakan lingkungan
- Pengaturan Institusional
- Pemanfaatan lahan
- Kelompok Besar
- Gunung
- Strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional
- Samudera dan Laut
- Kemiskinan
- Sanitasi
- Pengetahuan Alam
- Pulau kecil
- Wisata Berkelanjutan
- Tekhnologi
- Bahan Kimia Beracun
- Perdagangan dan Lingkungan
- Transport
- Limbah (Beracun)
- Limbah(Radioaktif)
- Limbah (Padat)
- Air
Pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang ambigu,
dimana pandangan yang luas berada di bawah naungannya. konsep ini memasukkan
pemahaman keberlanjutan lemah, keberlanjutan kuat, dan ekolog mendalam. konsep
yang berbeda juga menunjukkan tarik ulur yang kuat antara
eko(lingkungan)sentrisme dan antropo(manusia)sentrisme. Oleh karena itu konsep
ini lemah didefinisikan dan mengundang debat panjang mengenai definisinya.
Selama sepuluh tahun terakhir, lembaga-lembaga yang
berbeda telah berusaha mengukur dan memantau perkiraan atas apa yang mereka
pahami sebagai keberlanjutan dengan mengimplementasikan apa yang disebut dengan
matrik dan indikator keberlanjutan.
2. Mutu
Lingkungan Hidup Dengan Resiko
Tidaklah mudah untuk menentukan apa yang dimaksud
dengan mutu lingkungan, oleh karena persepsi orang terhadap mutu lingkungan
berbeda-beda. Dengan singkat dapatlah dikatakan mutu lingkungan yang baik
membuat orang kerasan hidup dilingkungan tersebut. Perasaan itu disebebkan
karena orang mendapatkan rizki yang cukup, iklim dan faktor alamiah lainnya
yang sesuai dan masyarakat yang cocok pula. Misalnya, seorang yang karena
pekerjaannya harus pindah ketempat lain, setelah pensiun ia ingin kembali lagi
ke tempat yang kerasan itu. Kerasan bukanlah karena suatu atu dua faktor saja
yang terpenuhi dalam suatu lingkungan, melainkan adanya integrasi faktor-faktor
secara optimum. Karena itu pengelolaan lingkungan untuk mendapatkan perasaan
kerasan, bukanlah suatu maksimisasi satu atau dua faktor, misalnya maksimisasi
rezeki, melainkan suatu optimisasi banyak faktor yang saling berkaitan secara
terintegrasi. Yang penting bukanlah masing-masing faktor seara tersendiri,
melainkan totalitas kindisi. Totalitas kondisi itu adalah lebih dari jumlah
masing-masing faktor. Oleh karenanya sebagi suatu kesatuan.
Secara sederhana kualitas lingkungan
hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung
yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas
lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang
betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi
dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan sampai kebutuhan
rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan sebagainya.
Indonesia
adalah sebuah negara tropis yang kaya akan sumber daya alam. Melimpah ruahnya
sumber daya alam Indonesia sudah sangat terkenal sejak zaman dulu. Penjajahan
yang terjadi di tanah air tercinta ini pun awalnya adalah perebutan akan
potensi sumber daya alam ini.
Secara
alami, kehidupan ini memang merupakan hubungan yang terjadi timbal balik antara
sumber daya manusia dan sumber daya alam (baik yang dapat diperbaharui atau pun
tidak). Hubungan timbal balik tersebut pada akhirnya adalah penentu laju
pembangunan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan
pembangunan adalah lingkungan sosial (jumlah, kepadatan, persebaran, dan
kualitas penduduk), dan pengaruh kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik,
teknologi, dan sebagainya.
Sekian
lama terkenalnya Indonesia sebagai negara subur makmur dengan kondisi alam yang
sangat mendukung ditambah pula dengan potensi sumber daya mineral yang juga
ternyata sangat melimpah ruah, ternyata Indonesia sampai saat ini hanya bisa
menjadi negara berkembang, bukan negara maju. Banyak faktor yang kemudian
menyebabkan Indonesia tidak kunjung menjadi negara maju. Salah satunya adalah
pengelolaan negara yang tidak profesional termasuk dalam hal pengelolaan
potensi alam.
Kualitas
lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya
yaitu :
- Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.
- Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.
- Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
Pengelolaan lingkungan untuk mendapatkan kondisi
optimum didasarkan pada pertimbangan untung rugi. Orang bersedia untuk
mengurangi atau mengorbankan suatu keuntungan untuk mendapatkan keuntungan lain
atau mengurangi suatu kerugian. Dengan demikian pada hakekatnya orang
menganalisis manfaat dan resiko lingkungan agar kebutuhan hidupnya dapat
terpenuni secara optimum.
Berdasarkan analisis tersebut diatas mutu
lingkungan dapatlah diartikan sebagai kondisi lingkungan dalam hubungannya
dengan mutu hidup. Makin tinggi derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan
tertentu, makin tinggi pula derajat mutu lingkungan tersebut dan sebaliknya.Tingkat risiko bencana diperkirakan semakin
meningkat seiring terus menurunnya kualitas lingkungan hidup di sejumlah
wilayah di Indonesia. Semakin luas kawasan hutan dibuka untuk perkebunan kelapa
sawit atau pertambangan, akan semakin meningkatkan risiko bencana di luar
kawasan hutan.
3.
Kesadaran Lingkungan
Kesadaran Lingkungan ialah
pengertian yang mendalam pada diri seseorang atau sekelompok orang yang
terwujud dalam pemikiran, sikap, dan tingkah laku yang mendukung pengembangan
lingkungan, sehinnga individu tersebut akan menjaga dan melestarikan lingkungan
tempat ia berada atau tempat ia tinggal.
Kesadaran manusia akan pentingnya
pelestarian lingkungan hidup semakin sulit diharapkan. Hal itu nampak dari
sikap dan interaksi manusia –dengan dukungan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
yang dimilikinya– dengan alam lingkungannya yang lebih di dorong oleh semangat
eksploitatif. Alam hanya dijadikan sebagai obyek keserakahan nafsu manusia.
Sehingga logika interaksi antara manusia dan alam adalah logika penaklukan
tanpa mempertimbangkan dampak-dampak ekologisnya.
Keserakahan
manusia terhadap alam ini, jika dibiarkan berlangsung terus menerus, akan
berdampak serius pada eksistensi kehidupan umat manusia itu sendiri. Bumi
sebagai tempat tinggal manusia, akan membusuk dan manusia akan terlumat oleh
busuknya bumi tersebut. Kesejukan dan kesegaran udara akan tercemari oleh
hitamnya asap tebal akibat polusi yang ditimbulkan kebakaran hutan dan kepulan
cerobong-cerobong pabrik. Hijaunya dedaunan di pegunugan dan di hutan-hutan
akan mengering akibat penebangan kayu liar yang dilakukan manusia sendiri.
Ikan-ikan akan mengambang akibat tercemarnya air laut dengan gas-gas kimia yang
di tumpahkan oknum manusia, dan seterusnya.
Maka
sepatutnya manusia sadar akan pentingnya lingkungan bagi mereka sendiri dan
mulai memelihara kelestarian lingkungan tempatya tinggal demi masa depan
dikemudian hari.
Peranan:
1. Kesadaran lingkungan pada pengelolaan teknologi akan meningkatkan efisiensi dan penghematan pemakaian sumberdaya alam dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan akan terlaksana dan ramah lingkungan.
2. Pengelolaan & pendaurulangan limbah padat, cair, dan gas yang akan diintegrasikan dalam setiap aktivitas, sehingga mengurangi polusi.
3. Pengumpulan, pengelolaan, analisis, pemanfaatan informasi dapat dilaksanakan secara terpadu dalam pengelolaan & pengaturan pelaksanaan kegiatan lingkungan hidup.
Pengembangan kesadaran terhadap lingkungan hidup didasarkan pada
sikap mental, sebagai rangkaian hubungan sebab akibat yang saling bergantungan
secara utuh. Melalui pengembangan batin yang berdasarkan kebijaksanaan,
perilaku moral (sila), konsentrasi, dan belas kasih. Menyadari betapa
pentingnya keterkaitan antara manusia dengan lingkungan secara luas,
sehingga manusia tidak dapat hidup sendiri. Menjaga keseimbangan antara dunia
kecil (diri manusia) dan dunia besar (lingkungan yang luas).
4. Hubungan
Lingkungan Dengan Pembangunan
Kita sebenarnya telah mengetahui
bahwa kegiatan pembangunan akan berhubungan langsung dengan pemanfaatan
sumber daya alam apalagi yang bersifat fisik jelas mengandung resiko terjadinya
perubahan ekosistem yang mungkin akan mengakibatkan dampak, baik yang bersifat
negatif maupun yang positif, oleh karena itu dibutuhkan Pembangunan yang
berwawasan lingkungan yaitu upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola
sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan
berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.
Disadari
sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat fisik dan
berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung resiko
terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik
yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu, kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain berwawasan sosial dan ekonomi
juga harus berwawasan lingkungan.
Pembangunan
yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan
mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan
berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan
berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.
Pengertian dampak terhadap lingkungan suatu kegiatan proyek akan mempengaruhi kondisi
lingkungan dan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungannya, dampak yang
ditimbulkan oleh kegiatan proyek ini dapat terjadi pada masa konstruksi maupun
masa operasi proyek dan dapat berupa dampak positif maupun negatif bagi
lingkungannya.
Kemungkinan
Dampak Pembangunan Terhadap Lingkungan
Berdasarkan
atas perkiraan kegiatan yang akan terjadi selama masa operasional proyek
pembangunan dan berdasarkan atas kondisi lingkungan yang ada, maka dapat
diperkirakan dampak yang akan timbul.
- Dampak Positif
Terutama dalam menunjang program pemerintah memeratakan
pembangunan, tingkat pendapatan masyarakat daerah, kesempatan kerja,
kesejahteraan masyarakat, timbulnya gerak penduduk kemudian timbul sektor
kegiatan ekonomi lainnya.
- Dampak Negatif
Umumnya disebabkan oleh akibat dan proses budidaya
penggemukan ternak sapi potong terciptanya limbah kotoran ternak (polusi bau
busuk). Dampak negatif tersebut dapat terjadi pada masa kegiatan operasionaL
- Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak yang akan dilakukan menggunakan metode
matriks yang menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan dengan lingkungan
yang terkena dampak, termasuk dampak yang bersifat sekunder dan tertier.
- Prakiraan Dampak
Prakiraan dampak yang dilakukan dengan cara profesional
judgement para ahli, metoda statistik dan analisa serta referensi/literatur
yang berkaitan atau serupa dengan kegiatan perumahan yang akan dibangun, dan
dapat juga dengan cara membandingkan hasil analisis data dengan Baku Mutu
Lingkungan Nomor : Kep-03/MENKLH/ll/1991 tentang Pedoman Mutu Limbah Cair atau
pada Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990.
- Evaluasi Dampak
Atas dasar perkiraan dampak di atas akan disusun evaluasi
dampak lingkungan akibat masing-masing kegiatan penyebab dampak, evaluasi
dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan penentu dampak penting dalam
matriks tersebut didasarkan pada Keputusan Kepala Bapedal No.056 tahun 1994,
faktor penentu dan tingkat kepentingan.
5. Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan
Hidup Oleh Proses Pembangunan
Proses pembangunan yang
dialami saat ini, memberikan dampak yang tentunya penuh dengan kontroversi. Di
satu sisi kita dapat melihat bahwa proses pembangunan yang semakin meningkat,
dapat memberikan beberapa manfaat di antaranya, yaitu :
1. Meningkatkan devisa negara
2. Menyerap tenaga kerja
3. Meningkatkan pendapatan
masyarakat
4. Terbukanya
usaha-usaha di sektor informal
5. Berkurangnya
ketergantungan dari produk luar negeri.
Namun
di sisi lain, semakin meningkatnya proses pembangunan, dapat menimbulkan dampak
negatif yaitu semakin meningkatnya pencemaran dan perusakan lingkungan. Hal
inilah yang menjadi masalah kita bersama. Di satu sisi kita diuntungkan, namun
di sisi lain kita dirugikan. Mana yang akan kita pilih, kondisi ekonomi yang
semakin meningkat atau kelestarian lingkungan yang stabil ? Semua itu
tergantung pada kesadaran diri kita masing-masing. Intinya kelestarian
lingkungan merupakan tanggung jawab kita bersama, bukan hanya tanggung jawab
pemerintah saja.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar