Nama : Hendrickson
NPM : 13410221
Kelas : 2IB02
Perubahan Iklim Saat Ini
Begitu banyak fakta yang telah
menunjukkan bahwa bumi yang kita pijak saat ini, sudah mulai rusak. Hal ini
ditandai dengan adanya perubahan iklim yang kita alami. Semakin hari, udara di
bumi semakin panas dan seringkali cuaca yang ada tidak menentu. Kadang berubah
sewaktu-waktu. Hampir tidak ada yang dapat memprediksi secara pasti, keadaan
cuaca yang ada.
Yah, itulah keadaan yang memang kita
alami saat ini. Bumi telah rusak. Perubahan iklim kini telah kita rasakan
bersama. Jika kita biarkan terus-menerus begitu saja, bumi akan semakin parah.
Mungkin tidak akan ada kehidupan lagi di bumi ini. Coba kita perhatikan
berbagai media mengabarkan bahwa keadaan bumi kita saat ini memang sudah rusak.
Hingga perubahan iklim sekarang sudah kita rasakan. Untuk lebih jelasnya, mari
kita simak pemberitaan dari suatu media mengenai perubahan iklim yang terjadi
saat ini.
Penerima Nobel Perdamaian, Desmond Tutu, Minggu
(27/11/2011) mengatakan bahwa perubahan iklim adalah musuh besar manusia saat
ini, mengancam kemanusiaan, membahayakan siapa pun baik kaya maupun miskin.
Saking besar ancamannya, Tutu mengatakan bahwa perubahan iklim adalah musuh terbesar setelah rasisme dan apartheid. Manusia harus bersatu padu melawannya. "Sekarang kita sedang menghadapi musuh besar, sangat besar. Dan tak ada satu pun negara yang bisa melawannya sendiri. Musuh itu disebut pemanasan global, perubahan iklim," kata Tutu seperti dikutip AFP, Minggu.
"Kita hanya punya satu rumah. Hanya ini waktu yang kita punya. Dan apakah Anda kaya atau miskin, hanya ini rumah Anda. Anda anggota satu keluarga, ras manusia," tambahnya. "Anda yang kaya harus datang ke sisi kami. Dan kami akan menunggu Anda di sisi yang lain," kata Tutu lagi. Tutu menuturkan hal tersebut di rally di Durban's King's Stadium. Momen itu diramaikan oleh kelompok religius, ceramah dan musik dengan tema utama "keadilan iklim". Sayangnya, hanya beberapa ratus yang hadir.
Konferensi selama 12 hari yang dihadiri oleh 194 negara anggota United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dibuka di Afrika Selatan, Senin (28/11/2011). Negara-negara akan membahas upaya mengatasi perubahan iklim. Banjir, kekeringan berkepanjangan, naiknya permukaan air laut adalah beberapa dampak terkait perubahan iklim yang diwaspadai.
Saking besar ancamannya, Tutu mengatakan bahwa perubahan iklim adalah musuh terbesar setelah rasisme dan apartheid. Manusia harus bersatu padu melawannya. "Sekarang kita sedang menghadapi musuh besar, sangat besar. Dan tak ada satu pun negara yang bisa melawannya sendiri. Musuh itu disebut pemanasan global, perubahan iklim," kata Tutu seperti dikutip AFP, Minggu.
"Kita hanya punya satu rumah. Hanya ini waktu yang kita punya. Dan apakah Anda kaya atau miskin, hanya ini rumah Anda. Anda anggota satu keluarga, ras manusia," tambahnya. "Anda yang kaya harus datang ke sisi kami. Dan kami akan menunggu Anda di sisi yang lain," kata Tutu lagi. Tutu menuturkan hal tersebut di rally di Durban's King's Stadium. Momen itu diramaikan oleh kelompok religius, ceramah dan musik dengan tema utama "keadilan iklim". Sayangnya, hanya beberapa ratus yang hadir.
Konferensi selama 12 hari yang dihadiri oleh 194 negara anggota United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dibuka di Afrika Selatan, Senin (28/11/2011). Negara-negara akan membahas upaya mengatasi perubahan iklim. Banjir, kekeringan berkepanjangan, naiknya permukaan air laut adalah beberapa dampak terkait perubahan iklim yang diwaspadai.
Nah, inilah salah satu pemberitaan media mengenai perubahan iklim yang terjadi saat ini. Samapai kapan, kita akan terus membiarkan bumi tempat kita berpijak, akan terus-menerus memburuk kondisinya. Belum terlambat, kalau kita mau bergandengan tangan membangun kembali kehidupan di bumi dengan melakukan penghijauan di sekitar tempat tinggal kita. Ingat, bumi ini harus tetap kita jaga bersama kelestariannya.
Referensi : http://sains.kompas.com/read/2011/11/29/0824423/Perubahan.Iklim.Musuh.Besar.Setelah.Rasisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar